Selasa, 10 Juni 2014

Instrumen Tes Kecepatan

Pengembangan Instrumen Evaluasi Jenis Tes
Istilah “tes” berasal dari bahasa Prancis, yaitu “testum”, berarti piring yang digunakan untuk memilih logam mulia dari benda – benda lain, seperi tanah, batu, pasir, dan sebagainya. Penggunaan tes dalam dunia pendidikan sudah dikenal sejak dulu kala, sejak orang mengenal pendidikan itu sendiri.
Tes merupakan suatu tehnik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang haus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik. Berdasarkan jumlah peserta didik, tes hasil belajar ada dua jenis, yaitu tes kelompok dan tes perorangan. Tes kelompok, yaitu tes yang diadakan secaa kelompok. Tes perorangan, yaitu tes yang dilakukan secara perseorangan.
A.    Pengembangan Tes Bentuk Uraian Disebut bentuk uraian, karena menurut peserta didik untuk menguraikan, mengorganisasikan dan menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk, teknik, dan gaya yang berbeda satu dengan yang lainnya. Dilihat dari luas sempitnya materi yang dinyatakan, maka tes bentuk uraian ini dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu:
a.       Uraian terbatas, dalam menjawab soal bentuk uraian terbatas ini, peserta didik harus mengemukakan hal-hal tertentu sebagai batas-batasnya.
b.      Uraian bebas, dalam bentuk ini peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan cara dan sistematika sendiri. Peserta didik bebas mengemukakan pendapat sesuai dengan kemampuannya.
B.     Pengembangan Tes Bentuk Objektif Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi karena jawabannya antara benar atau salahdan skornya antara 1 atau 0. Tes objektif terdiri atas beberapa bentuk, yaitu : a. Benar – Salah (True-False, or Yes-No) b. Pilihan Ganda (Multiple Choice) c. Menjodohkan (Matching) d. Jawaban Singkat (Short answer) dan Melengkapi (Completion)
C.     Pengembangan Tes Lisan Tes lisan adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan atau perintah yang diberikan. Kebaikan tes lisan antara lain dapat mengetahui langsung kemampuan peserta didik dalam mengemukakan pendapatnya secara lisan, tidak perlu menyusun soal secara terurai, dan kemungkinan peserta didik menerka jawaban dan berspekulasi dapat dihindari. Kelemahannya adalah memakan waktu yang cukup banyak, dan sering muncul unsur subjektivitas.
D.    Pengembangan Tes Perbuatan Tes perbuatan atau tes praktik adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan. Tes tindakan sangat bermanfaat untuk memperbaiki kemampuan / peilaku peserta didik, karena secara objektif kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh peserta didik dapat diamati dan diukur sehingga menjadi dasar pertimbangan untuk praktik selanjutnya.
Kelebihan tes tindakan adalah sangat baik digunakan untuk mencocokkan antara pengetahuan teori dan ketrampilan praktik, sehingga hasil penilaian menjadi lengkap, serta dalam pelaksanaannya tidak memungkinkan peserta didik untuk menyontek . Kelemahan tes tindakan adalah memakan waktu lama, membutuhkan biaya yang besar, dan membosankan, memerlukan syarat-syarat yang lengkap.
Dalam permainan sepak bola terdapat beberapa teknik dasar yang harus dikuasai, diantaranya menggiring bola, menendang bola, menghentikan bola, dan mengoper bola. Mengenai teknik dasar permainan sepak bola adalah sebagai berikut:
Teknik sepak bola dapat dibagi dalam dua bagian:
a.       Teknik tanpa bola (teknik badan)
b.      Teknik dengan bola
Teknik tanpa bola dapat dibedakan menjadi:
a.       Teknik lari
b.      Teknik melompat
c.        Teknik gerak tipu
d.      Teknik dengan bola dapat dibedakan menjadi:
a)      Teknik menendang bola
b)      Teknik menerima bola
c)      Teknik menyundul bola
d)     Teknik menggiring bola
e)      Teknik melempar bola
f)       Teknik menipu lawan
g)      Teknik merampas bola
h)      Teknik penjaga gawang
Penguasaan keterampilan teknik dasar bagi seorang pemain sepak bola adalah penting, karena sangat berkaitan dengan tujuan permainan sepak bola yaitu memasukkan bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawang sendiri dari serangan lawan. Tanpa penguasaan teknik yang memadai maka tujuan permainan sepak bola cenderung tidak akan tercapai.
Tes untuk mengukur kecepatan (speed)
Tes yang dapat digunakan untuk mengukur kecepatan berlari pemain sepak bola yaitu:
a.       Tes lari sprint 20 m
b.      Tes lari sprint 40 m
c.       Tes untuk mengukur kelincahan (agility)
Tujuan : Mengukur kecepatan lari.
Tingkat usia : 6-17 tahun.
Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan.
Reliabilitas : Belum ada.
Validitas : Face Validity
Alat (perlengkapan):
a.       Alat tulis atau bollpoint.
b.      Stopwatch.
c.       Bendera start.
d.      Lintasan lari.
Pelaksana: 
a.       Satu orang sebagai starter.
b.      Satu orang pengambil waktu (timer).
c.       Satu orang pencatat hasil.
Pelaksanaan:
a.       Lari dengan start berdiri.
b.      Pada aba-aba “siap” teste siap untuk lari dengan sikap start berdiri.
c.       Pada aba-aba “ya” disertai dengan starter mengangkat bendera dan testi berlari secepat mungkin menuju ke garis finish menempuh jarak 50 yard.
d.      Pengambilan waktu dilakukan dari waktu bendera diangkat sampai testi tepat melintas garis finish. 
e.       Waktu dicatat sampai persepuluh detik.
f.       Kegagalan
g.      Testi mencuri start.
h.      Testi tidak melewati garis finish.
i.        Pelari terganggu pelari lain.
j.        Pelari yang gagal harus mengulangi lagi setelah istirahat cukup.
Penilaian:
a.       Nilainya adalah waktu yang dicapai untuk menempuh jarak yang telah ditentukan. 
b.      Waktu dicatat sampai seperseratus detik.
Berikut ini adalah petunjuk tehknis dalam pelaksanaan tes untuk atlet usia 15 tahun ke bawah dan atlet usia 16 tahun:
Tes Kecepatan
Bentuk tes       : Lari 40 meter
Tujuan             : mengetahui kecepatan atlet
Alat ukur         : Stopwatch
Fasilitas           : Lintasan sepanjang lebih dari 40 meter
Norma Pengukuran Norma Tes Lari Kecepatan 40 meter
Putri    Status    Putra
< 5,4 det    Sangat baik    < 5,2 det
5,4 - 6,6 det    Baik    5,2 - 6,0 det
6,6 - 7,2 det    Cukup    6,0 - 6,4 det
7,2 - 9,0 det    Kurang    6,4 - 7,6 det
> 9,0 det    Kurang sekali    > 7,6 det
Petunjuk tehknis:
a.       Membuat lintasan 40 meter dengan memberi tanda garis start dan garis finish.
b.      Pelaksanaan:
1)      Atlet berdiri pada posisi standing start tepat dibelakang garis start.\
2)      Setelah ada aba-aba "Ya" siswa/siswi berlari secepat-cepatnya menuju garis finish.
3)      Catat waktu yang ditempuh pada jarak 40 meter
4)      Dilakukan dua kali tes dengan istirahat tidak lebih dari tiga menit.
c.       Satuan pengukuran : Hasil dinyatakan dalam detik dan diukur sampai 0,1 (sepersepuluh detik).

d.      Hasil tes    : Hasil adalah waktu yang terbaik dari kedua tes.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar