PENGUKURAN
PERKEMBANGAN FISIK
1.
Lingkar
Dada
Biasanya
dilakukan pada anak yang berumur 2 sampai 3 tahun, karena rasio lingkar kepala
dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan. Setelah umur ini, tulang tengkorak
tumbuh secara lambat dan pertumbuhan dada lebih cepat. Umur antara 6 bulan dan
5 tahun, rasio lingkar kepala dan dada adalah kurang dari satu, hal ini
dikarenakan akibat kegagalan perkembangan dan pertumbuhan, atau kelemahan otot
dan lemak pada dinding dada. Ini dapat digunakan sebagai indikator dalam
menentukan KEP pada anak balita.
2. Tinggi Badan (TB
Tinggi badan (TB) merupakan ukuran antropometrik kedua
yang terpenting. Pengukuran TB sederhana dan mudah dilakukan. Apalabila
dikaitkan dengan hasil pengukuran BB akan memberikan informasi penting tentang
status nutrisi dan pertumbuhan fisik anak. Ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan
dapat terus meningkat sampai tinggi maksimal dicapai. TB merupakan indikator
yang menggambarkan proses pertumbuhan yang berlangsung dalam kurun waktu
relatif lama (kronis), dan berguna untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan fisik
di masa lampau. Indikator ini keuntungannya adalah pengukurannya obyektif,
dapat diulang, alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa. Kerugiannya
perubahan tinggi badan relatif lambat dan sukar untuk mengukur tinggi badan
secara tepat. Pengukuran TB pada anak umur kurang dari 2 tahun dengan posisi
tidur dan pada anak umur lebih dari 2 tahun dengan berdiri. Seperti pada BB,
pengukuran TB juga memerlukan informasi seperti umur yang tepat, jenis kelamin
dan standar baku yang diacu. TB kemudian dipetakan pada kurve TB atau dihitung
terhadap standar baku dan dinyatakan dalam persen. TB/U dibandingkan dengan
standar baku (%)
·
90-110% = baik/normal
·
70-89% = tinggi
kurang
·
<70
kurang="kurang" o:p="o:p" sangat="sangat"
tinggi="tinggi">
Cara Mengukur tinggi badan :
1)
Lepas sepatu atau
alas kaki.
2)
Berdiri tegak,
pandangan lurus kedepan, telapak kaki menapak pada alas
3)
Ukur tinggi badan
mulai dari tumit sampai puncak tengkorak dengan tongkat pengukur.
4)
Catat hasil yang
ditunjukan tongkat pengukur dalam satuan ( cm )
3.
Lingkar Kepala (LK)
Lingkar kepala (LK) menggambarkan pertumbuhan otak
dari estimasi volume dalam kepala. Lingkar kepala dipengaruhi oleh status gizi
anak sampai usia 36 bulan. Pengukuran rutin dilakukan untuk menjaring
kemungkinan adanya penyebab lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan otak
walaupun diperlukan pengukuran LK secara berkala daripada sewaktu-waktusaja.
Apabila pertumbuhan otak mengalami gangguan yang
dideteksi dari hasil pengukuran LK yang kecil (dinamakan mikrosefali) maka hal
ini bisa mengarahkan si anak pada kelainan retardasi mental. Sebaiknya kalau
ada gangguan pada sirkulasi cairan otak (liquor cerebrospinal) maka volume
kepala akan membesar (makrosefali), kelainan ini dikenal dengan hidrosefalus.
Pengukuran LK paling bermanfaat pada 6 bulan pertama
sampai 2 tahun karena pada periode inilah pertumbuhan otak berlangsung dengan
pesat. Namun LK yang abnormal baik kecil maupun besar bisa juga disebabkan oleh
faktor genetik (keturunan) dan bawaan bayi. Pada 6 bulan pertama kehidupan LK
berkisar antara 34-44 cm sedangkan pada umur 1 tahun sekitar 47 cm, 2 tahun 49
cm dan dewasa 54 cm.
Adapun cara pengukuran lingkar
kepala adalah :
1)
Siapkan pita pengukur
(meteran)
2)
Lingkarkan pita
pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supra orbita bagian anterior
menuju oksiput pada bagian posterior. Kemudian tentukan hasilnya
3)
Cantumkan hasil
pengukuran pada kurva lingkar kepala
4.
Lingkar Lengan Atas
(LLA)
Lingkar lengan atas (LLA) menggambarkan tumbuh kembang
jaringan lemak di bawah kulit dan otot yang tidak banyak terpengaruh oleh
keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat badan (BB). LLA lebih sesuai
untuk dipakai menilai keadaan gizi/tumbuh kembang pada anak kelompok umur
prasekolah (1-5 tahun). Pengukuran LLA ini mudah, murah, alat bisa dibuat
sendiri dan bisa dilakukan oleh siapa saja. Alat yang digunakan biasanya adalah
pita ukur elastis. Namun, penggunaan LLA ini lebih tepat untuk mengidentifikasi
anak dengan gangguan gizi/pertumbuhan fisik yang berat. Selain itu terkadang
pengukurannya juga dengan menekan pertengahan LLA yang dirasakan tidak nyaman
bagi anak-anak.
Cara pengukuran lingkar lengan atas sebagai berikut :
1)
Tentukan lokasi
lengan yang diukur. Pengukuran dilakukan pada lengan bagian kiri, yaitu
pertengahan pangkal lengan dan siku. Pemilihan lengan kiri tersebut dengan
pertimbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif dibandingkan dengan lengan
kanan sehingga ukurannya lebih stabil
2)
Lingkarkan alar pengukur pada lengan bagian atas
seperti pada gambar ( dapat digunakan pita pengukur). Hindari penekanan pada lengan yang diukur saat
pengukuran.
3)
Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang
tertera pada pita pengukur
4)
Catat hasilnya
5.
Lingkar Pinggang
Pengukuran lingkar pinggang dan pinggul harus
dilakukan oleh tenaga yang terlatih dan posisi pengukuran harus tepat.
Perbedaan posisi penguuran akan memberikan hasil yang berbeda. Seidell, dkk
(1987) memberikan petunjuk bahwa rasio lingkar pinggang dan pinggul untuk
perempuan adalah 0,77 dan 0,90 untuk laki-laki.
Berikut ini cara mengukur lingkar pinggang dengan
benar:
1)
Gunakan meteran yang
biasa digunakan untuk membuat baju. Lepaskan kaus dan bebaskan pinggang dari
rok atau celana panjang sehingga bagian tengah perut terekspos. Berdirilah di
depan cermin jika mungkin sehingga Anda dapat mengukur lingkar pinggang dengan
benar.
2)
Tekan jemari Anda
pada batang tubuh di dekat bagian kanan pinggang. Tekan jari-jari pada kulit
untuk menemukan tulang dasar panggul. Teruslah menekan dan pindahkan jari di
sepanjang tepi tulang pinggul sampai Anda menemukan lengkungan atas tulang
tersebut. Titik tertinggi akan terletak di sisi batang tubuh, hanya sedikit di
bagian bawah tulang iga.
3)
Posisikan meteran
secara horizontal di spot atas tulang pinggang. Kemudian lingkarkan di seputar
perut dan seluruh batang tubuh. Pastikan meteran itu melintang secara
horizontal. Tempatkan ujung meteran angka 0 di spot sementara sisanya
melingkari perut dan batang tubuh.
4)
Jangan mengecilkan
perut. Berdirilah tegak dan buang napas dengan lembut ketika Anda mengukur
perut. Pastikan juga agar pita meteran itu tidak menekan kulit perut. Lihatlah
pada nomor di mana angka 0 bertemu dengan angka terakhir yang melingkari
pinggang. Itulah ukuran pinggang Anda.
6.
Tebal Lipatan Kulit
(TLK)
Tebal Lipatan Kulit (TLK) merupakan pencerminan tumbuh
kembang jaringan lemak dibawah kulit yang lebih spesifik. Hampir 50% lemak
tubuh berada di jaringan subkutis sehingga dengan mengukur lapisan lemak (TLK)
dapat diperkirakan jumlah lemak total dalam tubuh. Hasilnya dibandingkan dengan
standar dan dapat menunjukkan status gizi dan komposisi tubuh serta cadangan
energi. Makna klinisnya adalah TLK ini dapat digunakan untuk menganalisis
kecukupan energy anak. Bila dikaitkan dengan indeks BB/TB, ia dapat menentukan
masalah nutrisi yang kronik. Pada keadaan asupan gizi yang kurang (malnutrisi
misalnya), tebal lipatan kulit menipis dan sebaliknya menebal pada anak dengan
asupan gizi yang berlebihan (overweight sampai obese). Sehingga parameter ini
juga dapat bermakna penting bagi pengaturan pola diet anak khususnya yang
mengalami kegemukan (overweight sampai obese). Selain
itu, pemeriksaan TLK bila dikaitkan dengan nilai LLA misalnya pada otot triseps
dapat dipakai untuk menghitung massa otot.
Regio tubuh umum tempat dilakukannya pengukuran TLK
dengan menggunakan skinfold calliper adalah regio trisep,
bisep, subskapula, suprailiaka, dan betis. Pengukuran dilakukan dengan mencubit
kulit sampai terpisah dari otot dasarnya, ditarik menjauhi tubuh kemudian
menempatkan kaliper diantara cubitan kulit tersebut. Hasil pengukuran
dinyatakan dalam millimeter yang kemudian hasil penjumlahan beberapa regio
tersebut dimasukkan dalam rumus untuk mendapatkan persentase lemak tubuh. Oleh
karena itu diperlukan pengalaman dan keterampilan pengukur untuk mendapatkan
hasil yang akurat.
Cara mengukur lipatan kulit :
1)
Pegang Skinfold
Caliper dengan tangan kanan.
2)
Untuk triceps,
pengukuran dilakukan pada titik mid point sedangkan untuk subscapular, pengukur
meraba scapula dan meencarinya ke arah bawah lateral sepanjang batas vertebrata
sampai menentukan sudut bawah scapula.
3)
Angkat lipatan kulit
pada jarak kurang lebih 1 cm tegak lurus arah kulit pada pengukuran triceps (ibu
jari dan jari telunjuk menghadap ke bawah) atau ke arah diagonal untuk
pengukuran subscapular.
4)
Jepit lipatan kulit tersebut
dengan Caliper dan baca hasil pengukurannya dalam 4 detik penekanan kulit oleh
Caliper dilepas.
7.
Berat Badan (BB)
Berat badan (BB) adalah parameter pertumbuhan yang
paling sederhana,mudah diukur,dan diulang. BB merupakan ukuran yang terpenting yang
dipakai pada setiap pemeriksaan penilaian pertumbuhan fisik anak pada semua
kelompok umur karena BB merupakan indikator yang tepat untuk mengetahui keadaan
gizi dan tumbuh kembang anak saat pemeriksaan (akut). Alasannya adalah BB
sangat sensitif terhadap perubahan sedikit saja seperti sakit dan pola makan.
Selain itu dari sisi pelaksanaan, pengukuran obyektif dan dapat diulangi dengan
timbangan apa saja, relatif murah dan mudah, serta tidak memerlukan waktu lama.
Namun, pengukuran BB tidak sensitif terhadap proporsi
tubuh misalnya pendek gemuk atau tinggi kurus. Selain itu, beberapa kondisi
penyakit dapat mempengaruhi pengukuran BB seperti adanya bengkak (udem),
pembesaran organ (organomegali), hidrosefalus, dan sebagainya. Dalam keadaan
tersebut, maka ukuran BB tidak dapat digunakan untuk menilai status nutrisi.
Penilaian status nutrisi yang akurat juga memerlukan data tambahan berupa umur
yang tepat, jenis kelamin, dan acuan standar. Data tersebut bersama dengan
pengukuran BB dipetakan pada kurve standar BB/U dan BB/TB atau diukur
persentasenya terhadap standar yang diacu. BB/U dibandingan dengan standar,
dinyatakan dalam persentase
Ø
120 % : obesitas
Ø
110-120 % : overweight
Ø
90-110 % : normal
Ø
70-90% : gizi kurang
Ø
70% : gizi baik
Perubahan BB perlu mendapat perhatian karena merupakan
petunjuk adanya masalah nutrisi akut. Kehilangan BB dapat dikategorikan
menjadi:
a. Ringan = kehilangan 5-15%,
b. Sedang = kehilangan 16-25%,
c. Berat = kehilangan >25%
Cara mengukur berat badan dengan menggunakan alat
timbangan berat badan :
1.
Lepas alas kaki, jam
tangan dan pakean luar.
2.
Sesuaikan jarum
penunjung timbangan hingga sejajar angka nol kg.
3.
Naik keatas timbangan
dan berdiri ditengah-tengah.
4.
Catat hasil angka
yang ditunjukan jarum penunjuk dalam satuan kg.
RUMUS BERAT BADAN IDEAL
: ( TB – 100 ) – 10% ( TB – 100 )
Berat badan juga dapat diperkirakan
dengan menggunakan rumus atau pedoman dari Behrman (1992), yaitu :
·
Berat badan lahir rata-rata : 3,25 kg
·
Berat badan usia 3 – 12 bulan,
menggunakan rumus :
Umur
(bulan) + 9 = n + 9
2 2
·
Berat badan usia 1 – 6 tahun,
menggunakan rumus :
( Umur(tahun) X
2) + 8 = 2n + 8
Keterangan : n
adalah usia anak
·
Berat badan usia 6 – 12 tahun ,
menggunakan rumus :
Umur (tahun) X 7 – 5
2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar