Rabu, 21 Mei 2014

PSIKOLOGI OLAHRAGA

PSIKOLOGI OLAHRAGA
1. Buat sejarah perkembangan psikologi Olahraga?
2.  Mengapa perlu sejarah Olahraga untuk dipelajari?
3. Pengertian motivasi dan motif dalma pendidikan Olahraga?
4. Jelaskan pengertian motivasi internal dan eksternal?

1.      Sejarah Perkembangan Psikologi Olahraga
Catatan tentang sejarah perkembangan Psikologi Olahraga sudah dimulai sejak tahun 1895, sesuai dengan apa yang telah dikemukukn oleh Silva III dan Weinbrg pada tahun 1984. Dalam catatan tersebut mereka mengungkapkan bahwa  psikologi pertama kali di lakukan oleh George W. Fitz. George W. Fitz adalah seorang kepala Departemen Anatomi, Fisiologi dan Latihan Fisik pada Havard’s Lawrence Scientific School sejak 1899, dan sebagai penanggung jawab berdirinya laboratorium pertama di Amerika Utara yang menyelidiki waktu reaksi (reaction time) yang tercamtum dalam “Psychological Review”. George W Fitz telah berhasil menemukan alat-alat untuk mengukur kecepatan dan ketepatan seseorang untuk menyentuh objek yang dihadapkan tiba-tiba dan dalam posisi yang tidak terduga.
William G. Anderson (1899). William G. Anderson adalah seorang tokoh Pendidikan Jasmani terkemuka dan tokoh pendiri American Association for Health, Physical Education, recheation and Dance. Selama akademinya (1897-1898) menyelesaikan eksperimen mengenai “Mental Practice”, Transfet of Training, dan Transfer of Musculer Strength.
Pada tahun 1914 Robert A. Cummins seorang instruktur psikologi pada Universitas Wasington meneliti efek latihan basketball terhadap reaksi motorik, prehatian dan kesanggupan mengingat. Dan ditahun 1914 Nornam Tripett, ahli psikologi dari Univrsitas Indiana, mentyelenggarakan studi untuk membuktikan hubungan antara pengaruh penonton terhadap penampilan motorik. Di tahun 1914 Scripture, direktur laboratorium psikologi Universitas Yale, berpendapat bahwa watak yang baikdan sifat-sifat pribadi dapat dipelihara dengan berperan serta dalam olahraga dan sifat-sifat tersebut dapat ditransfer dalam keadaan yang berbeda dalam kehidupan seseorang.
Pada tahun 1920 berdirilah Laboratorium psikologi pertama di Amerika Utara yang didirikan oleh Carl Diem  di “Deutsche Hochschule Fur Leibesubungen” di Berlin. Dan pada awal tahun 1925 A.Z. Puni mendirikan sebuah Laboratorium Psikologi Olahraga di ”Institut of Fhysical Culture” di Leiningrad, Rusia.
Sebagainama dikemukakan oleh kroll dan Lewis, yang dikutip oleh Scraub (1980), Griffith lebih banyak mencurahkan perhatiannya untuk meneliti ketrampilan psikomotor, proses belajar dan variable-variable kepribadian. Sehubungan dengan itu Griffith mengembangkan sejumlah alattertentu, meliputi
(1)   Alat pengukur reaksi otot yang diberi beban
(2)   Test kecerdikan dalam base ball
(3)   Test ketegangan otot dan relaksasi
(4)   Test untuk membedakan 4 tipe serial reaction times
(5)   Test untuk engukur ketegangan, koordinasi otot-otot dan kemampuan belajar
(6)   Test waktu reaksi terhadap sinar, suara dan tekanan
(7)   Test untuk mengukur fleksibilitas koordinasi
(8)   Test mengukur kepekaan otot
(9)   Test kepekaan mental yang dikembangkan khusus untuk atlet
Pada tahun 1932, Griffith meletakkan jabatan Direktur Athletic Research Laboratoty karena suatu pembatasan bantuan financial. Griffith menyelenggarakan bermacam-macam penelitian hingga akhirnya menjadi professor dalam psikologi pendidikann menjelang masa pensiunanya.
John D. Walter, seorang professor pendidikan jasmani di Pennsylvania State University, dan Clarence Regsdale dari Universitas Wisconsin mendirikan laboratorium motor learning pada tahun 1930.
Pada tahun 1935 Henry telah mengambil prakarsa mengadakan kursus di Berkeley dengan judul “Psycological Basis of Physical Activity”.
Sesudah Perang Dunia II berakhir, Warren R. Johnson mengawali penelitian mengenai bermacam-macam elemen stress dan dampaknya terhadap penampilan atlet pada tahun 1949. Johnson berkesimpulan bahwa emosi kuat sebagai gejala wajar rasa takut dan rasa cemas sebelum bertanding tidak tampak sebagai faktor utama yang istimewa pada sebakbola, tetapi ada indikasi yang kuat bahwa ini merupakan sesuatu yang penting dan serius dalam gulat.
Beberapa penelitian setelah perang dunia II
Tahun 1952, John M. Harmon dari Universitas Boston dan Johnson dari Universitas Maryland, menemukan reaksi-reaksi emosional dari atlet-etlet Collage.
Tahun 1954, Johnson bersama Daniel H. Hutton (Universitas Maryland) dan Granvile B. Johnson (Emori University) Meneliti sifat-sifat kepribadian dari kelompok selektif atlet-etlet yang tergolong superior.
Tahun 1955, Burris F. Husman (Maryland) menyusun disertasi mengenai agresivitas petinju dan pegulat.
Tahun 1955, Johnson bersama Daniel H. Hulton meneliti dampak olahraga perkelahian terhadap dimanika perkembangan kepribadian.
Tahun 1955, Franklin M. Henrry dan Celeste Ulrice mulai menganalisis pengaruh stress terhadap penampilan atlet. Kmudian penelitian ini dilanjutkan para ahli psikologi olahraga lain.
Perkembangan tahun 1965 (setelah Kongres Psikologo Olahraga)
Pada tahun ini diadakan  kongres psikologi olahraga untuk yang pertama kalinya di Roma dan di prakarsai oleh seorang psikiater yaitu Prof. Ferrucio Antonelli. Dalam kongres ini disepakati untuk membentuk International Society of Sport Psycology (ISSP).
Setelah diadakan kongres pertama, perkembangan psikologi olahraga sangat pesat yang ditandai dengan:
Tahun 1966, Robert Morfold (Berceley) telah mengajarkan psikologi olahraga/ motor learning di Universitas Alberta.
Dialnjutkan oleh Richard B. Alderman dan Bob Wilberg B. J. Cratty di Universitas Calivornia, Mereka juga menulis buku “ Movement Behavior and Motor Learning” (1964).
Tahun 1966, di Amerika berdiri organisasi yang bergerak di bidang psikologi olahraga “Norh American Society for the Psicology of Sport  and Physical Activity” (NASPSPA).
Tahun 1967, kumpulan tulisan “Beiser’s Book” diedit oleh R. Solvenko dan J.A. Knight, kemudian diterbitkan dengan judul “Motivations in Play, Games and Sport”.
Tahun 1968, diadakan kongres psikologi olahraga ke-2 di Washingtown DC.
Tahun 1984, john H. Salmela dari Universitas Montreal mengetengahkan hasil survey para direktur federasi olahraga Kanada tentang prioritas tindakan professional yang paling membutuhkan bantuan dari ilmu olahraga.
Dikemukakan juga oleh Saparinah dan sumarmo 1982 bahwa disamping Amerika, maka beberapa Negara seperti Rusia, Jerman Timur, Austria, Cekosolovakia dan Norwegia telah secara konkrit memanfaatkan psikologi olahraga untuk para atlet nasionalnya. Di Norwegia telah dibuka studi mengenai “Sports Pschology”.

2.      Mengapa perlu Psikologi Olahraga untuk dipelajari?
Manfaat mempelajari psikologi olahraga dapat dikaitkan dengan tujuan mengembangkan ilmu pengetahuan. Menurut Kerlinger (1975) tujuan ilmu pengetahuan meliputi:
Tujuan Eksplanatif menjelaskan dan memahami gejala tingkah laku dan pengalaman manusia berolahraga sangat perlu karena tindakan dan perbuatan yang tampak dan hakekatnya tidak dapat terlepas dari sikap yang tidak tampak yang didorong oleh faktor-faktor psikologik lainnya.
Tujuan membuat Prediksi, meramalkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dalam olahraga perlu sehingga lebih siap menghadapi hal-hal yang mungkin terjadi. Prdiksi yang tepat didasarkan atas fakta-fakta atau pengalaman empirik dan analis deduktif dengan menerapkan teori-teori yang tepat.
Tujuan mengontrol, mengendalikan gejala-gejala tingkah laku dalam olahraga yang menjurus ke hal-hal yang tidak menguntungkan perkembangan subjek, dalam hal ini kalau perlu dapat mengadakan tindakan perlakuan untuk menanggulanginya.

3.      Pengertian motivasi dan motif dalma pendidikan Olahraga?
Motivasi adalah suatu dorongan seseorang untuk mencapai tujuan, dan selalu berusaha melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya, karena memiliki daya tarik untuk mengembangkan berbagai kemampuan, menumbuhkan harapan-harapan, memberikan pengalaman yang membanggakan, meningkatkan kesehatan jasmani juga dapat memenuhi segala kebutuhan praktis dalam hidup sehari-hari, dan sebagainya.
Motif adalah sumber penggerak dan penolong yang bersifat dinamik, dapat dipengaruhi, merupakan diterminan sikap dan pendorong suatu tindakan terarah pada tujuan tertentu untuk mendapatkan kepuasan atau menghindari hal-hal yang tidak menyenangkan , baik didasari atau tidak didasari, dan ada hubungannya dengan aspek kognitif, konatif, dan afektif. Motif adalah sumber penggerak dan pendrong tingkah laku individu memenuhi kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan tertentu.

4.      Jelaskan pengertian motivasi internal dan eksternal?
Motivasi internal adalah suatu dorongan dari diri sendiri, untuk menggeluti atau melakukan suatu aktifitas yang digemari.
Motivasi internal adalah suatu motivasi yang dating dari luar, seperti dari orang tua, teman, kerabat dekat, dan sebagainya. Agar dapat menggemari suatu aktifitas, dari ingin menjadi ingin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar