PSIKOLOGI
OLAHRAGA
1.
Buat sejarah perkembangan psikologi Olahraga?
2. Mengapa perlu sejarah Olahraga untuk dipelajari?
3.
Pengertian motivasi dan motif dalma pendidikan Olahraga?
4. Jelaskan pengertian motivasi
internal dan eksternal?
1. Sejarah
Perkembangan Psikologi Olahraga
Catatan
tentang sejarah perkembangan Psikologi Olahraga sudah dimulai sejak tahun 1895,
sesuai dengan apa yang telah dikemukukn oleh Silva III dan Weinbrg
pada tahun 1984. Dalam catatan tersebut mereka mengungkapkan bahwa psikologi
pertama kali di lakukan oleh George W. Fitz. George W. Fitz adalah seorang kepala
Departemen Anatomi, Fisiologi dan Latihan Fisik pada Havard’s Lawrence
Scientific School sejak 1899,
dan sebagai penanggung jawab berdirinya laboratorium pertama di Amerika Utara yang menyelidiki waktu reaksi (reaction
time) yang tercamtum dalam “Psychological
Review”. George W Fitz telah berhasil menemukan alat-alat untuk mengukur
kecepatan dan ketepatan seseorang untuk menyentuh objek yang dihadapkan
tiba-tiba dan dalam posisi yang tidak terduga.
William
G. Anderson (1899). William G. Anderson
adalah seorang tokoh Pendidikan Jasmani terkemuka dan tokoh pendiri American
Association for Health, Physical Education, recheation and Dance. Selama
akademinya (1897-1898) menyelesaikan eksperimen mengenai “Mental Practice”,
Transfet of Training, dan Transfer of Musculer Strength.
Pada tahun 1914 Robert A. Cummins seorang instruktur
psikologi pada Universitas Wasington meneliti efek latihan basketball terhadap
reaksi motorik, prehatian dan kesanggupan mengingat. Dan ditahun 1914 Nornam Tripett,
ahli psikologi dari Univrsitas Indiana, mentyelenggarakan studi untuk
membuktikan hubungan antara pengaruh penonton terhadap penampilan motorik. Di tahun 1914
Scripture,
direktur laboratorium psikologi Universitas Yale, berpendapat bahwa watak yang
baikdan sifat-sifat pribadi dapat dipelihara dengan berperan serta dalam
olahraga dan sifat-sifat tersebut dapat ditransfer dalam keadaan yang berbeda
dalam kehidupan seseorang.
Pada tahun 1920 berdirilah
Laboratorium psikologi pertama di Amerika Utara yang didirikan oleh Carl Diem di “Deutsche Hochschule Fur Leibesubungen” di
Berlin. Dan pada awal tahun 1925 A.Z.
Puni mendirikan sebuah Laboratorium Psikologi Olahraga di ”Institut of Fhysical Culture” di
Leiningrad, Rusia.
Sebagainama
dikemukakan oleh kroll dan Lewis, yang dikutip oleh Scraub (1980), Griffith
lebih banyak mencurahkan perhatiannya untuk meneliti ketrampilan psikomotor,
proses belajar dan variable-variable kepribadian. Sehubungan dengan itu
Griffith mengembangkan sejumlah alattertentu, meliputi
(1)
Alat pengukur reaksi otot yang diberi beban
(2)
Test kecerdikan dalam base ball
(3)
Test ketegangan otot dan relaksasi
(4)
Test untuk membedakan 4 tipe serial reaction times
(5)
Test untuk engukur ketegangan, koordinasi otot-otot dan kemampuan belajar
(6)
Test waktu reaksi terhadap sinar, suara dan tekanan
(7)
Test untuk mengukur fleksibilitas koordinasi
(8)
Test mengukur kepekaan otot
(9)
Test kepekaan mental yang dikembangkan khusus untuk atlet
Pada
tahun 1932, Griffith meletakkan
jabatan Direktur Athletic Research Laboratoty karena suatu pembatasan bantuan
financial. Griffith menyelenggarakan
bermacam-macam penelitian hingga akhirnya menjadi professor dalam psikologi
pendidikann menjelang masa pensiunanya.
John D. Walter,
seorang professor pendidikan jasmani di Pennsylvania State University, dan Clarence Regsdale dari Universitas
Wisconsin mendirikan laboratorium motor learning pada tahun 1930.
Pada tahun 1935 Henry telah mengambil prakarsa
mengadakan kursus di Berkeley dengan judul “Psycological Basis of Physical
Activity”.
Sesudah Perang Dunia II
berakhir, Warren R. Johnson mengawali
penelitian mengenai bermacam-macam elemen stress dan dampaknya terhadap penampilan
atlet pada tahun 1949. Johnson berkesimpulan bahwa emosi kuat sebagai gejala
wajar rasa takut dan rasa cemas sebelum bertanding tidak tampak sebagai faktor
utama yang istimewa pada sebakbola, tetapi ada indikasi yang kuat bahwa ini
merupakan sesuatu yang penting dan serius dalam gulat.
Beberapa
penelitian setelah perang dunia II
Tahun
1952, John M. Harmon dari Universitas Boston dan Johnson dari Universitas
Maryland, menemukan reaksi-reaksi emosional dari atlet-etlet Collage.
Tahun
1954, Johnson bersama Daniel H. Hutton (Universitas Maryland) dan Granvile B.
Johnson (Emori University) Meneliti sifat-sifat kepribadian dari kelompok
selektif atlet-etlet yang tergolong superior.
Tahun
1955, Burris F. Husman (Maryland)
menyusun disertasi mengenai agresivitas petinju dan pegulat.
Tahun
1955, Johnson bersama Daniel H. Hulton meneliti dampak
olahraga perkelahian terhadap dimanika perkembangan kepribadian.
Tahun
1955, Franklin M. Henrry dan Celeste Ulrice mulai menganalisis
pengaruh stress terhadap penampilan atlet. Kmudian penelitian ini dilanjutkan
para ahli psikologi olahraga lain.
Perkembangan
tahun 1965 (setelah Kongres Psikologo Olahraga)
Pada
tahun ini diadakan kongres psikologi olahraga untuk yang pertama kalinya
di Roma dan di prakarsai oleh seorang
psikiater yaitu Prof. Ferrucio Antonelli.
Dalam kongres ini disepakati untuk membentuk International Society of Sport
Psycology (ISSP).
Setelah
diadakan kongres pertama,
perkembangan psikologi olahraga sangat pesat yang ditandai dengan:
Tahun
1966, Robert Morfold (Berceley)
telah mengajarkan psikologi olahraga/ motor learning di Universitas Alberta.
Dialnjutkan
oleh Richard B. Alderman dan Bob Wilberg B. J. Cratty di Universitas
Calivornia, Mereka juga menulis buku “ Movement
Behavior and Motor Learning” (1964).
Tahun
1966, di Amerika berdiri organisasi yang bergerak di bidang psikologi olahraga
“Norh American Society for the Psicology
of Sport and Physical Activity” (NASPSPA).
Tahun
1967, kumpulan tulisan “Beiser’s Book” diedit oleh R. Solvenko dan J.A. Knight,
kemudian diterbitkan dengan judul “Motivations in Play, Games and Sport”.
Tahun
1968, diadakan kongres psikologi olahraga ke-2 di Washingtown DC.
Tahun
1984, john H. Salmela dari Universitas Montreal mengetengahkan hasil survey
para direktur federasi olahraga Kanada tentang prioritas tindakan professional
yang paling membutuhkan bantuan dari ilmu olahraga.
Dikemukakan juga oleh Saparinah dan sumarmo 1982 bahwa disamping Amerika, maka beberapa Negara seperti
Rusia, Jerman Timur, Austria, Cekosolovakia dan Norwegia telah secara konkrit
memanfaatkan psikologi olahraga untuk para atlet nasionalnya. Di Norwegia telah
dibuka studi mengenai “Sports Pschology”.
2. Mengapa perlu Psikologi
Olahraga untuk dipelajari?
Manfaat mempelajari
psikologi olahraga dapat dikaitkan dengan tujuan mengembangkan ilmu
pengetahuan. Menurut Kerlinger (1975) tujuan
ilmu pengetahuan meliputi:
Tujuan Eksplanatif menjelaskan dan memahami gejala tingkah laku dan
pengalaman manusia berolahraga sangat perlu karena tindakan dan perbuatan yang
tampak dan hakekatnya tidak dapat terlepas dari sikap yang tidak tampak yang
didorong oleh faktor-faktor psikologik lainnya.
Tujuan membuat Prediksi, meramalkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat
terjadi dalam olahraga perlu sehingga lebih siap menghadapi hal-hal yang
mungkin terjadi. Prdiksi yang tepat didasarkan atas fakta-fakta atau pengalaman
empirik dan analis deduktif dengan menerapkan teori-teori yang tepat.
Tujuan mengontrol, mengendalikan gejala-gejala tingkah laku dalam olahraga
yang menjurus ke hal-hal yang tidak menguntungkan perkembangan subjek, dalam
hal ini kalau perlu dapat mengadakan tindakan perlakuan untuk menanggulanginya.
3. Pengertian motivasi dan motif dalma
pendidikan Olahraga?
Motivasi
adalah suatu dorongan seseorang untuk mencapai tujuan, dan selalu berusaha
melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya, karena memiliki daya tarik untuk
mengembangkan berbagai kemampuan, menumbuhkan harapan-harapan, memberikan
pengalaman yang membanggakan, meningkatkan kesehatan jasmani juga dapat
memenuhi segala kebutuhan praktis dalam hidup sehari-hari, dan sebagainya.
Motif
adalah sumber penggerak dan penolong yang bersifat dinamik, dapat dipengaruhi,
merupakan diterminan sikap dan pendorong suatu tindakan terarah pada tujuan
tertentu untuk mendapatkan kepuasan atau menghindari hal-hal yang tidak
menyenangkan , baik didasari atau tidak didasari, dan ada hubungannya dengan
aspek kognitif, konatif, dan afektif. Motif adalah sumber penggerak dan
pendrong tingkah laku individu memenuhi kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan tertentu.
4. Jelaskan pengertian motivasi
internal dan eksternal?
Motivasi internal
adalah suatu dorongan dari diri sendiri, untuk menggeluti atau melakukan suatu
aktifitas yang digemari.
Motivasi internal
adalah suatu motivasi yang dating dari luar, seperti dari orang tua, teman,
kerabat dekat, dan sebagainya. Agar dapat menggemari suatu aktifitas, dari
ingin menjadi ingin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar